I. LETAK GEOGRAFIS KELURAHAN SLEROK

             Kelurahan Slerok merupakan salah satu wilayah yang ada di Kecamatan Tegal Timur, dengan batas-batas sebagai berikut:

  • Sebelah  Utara            : Kelurahan Panggung
  • Sebelah Barat             : Kelurahan Kejambon
  • Sebelah Selatan          : Desa Pengabean Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal
  • Sebelah Timur             : Desa Mejasem Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal

Kelurahan Slerok terdiri dari beberapa pedukuhan, antara lain:

  • Pedukuhan Slerok ( sekarang RW I,II, III )
  • Pedukuhan Langon ( sekarang RW IV,V )
  • Pedukuhan Kemeduran ( sekarang RW VI )
  • Pedukuhan Beji ( sekarang RW IV )

II. ASAL USUL KELURAHAN SLEROK

                Diceritakan pada jaman penjajahan Belanda, waktu itu pembuatan jalan Deandels sampai wilayah Tegal. Waktu itu sudah sampai ( sekarang bernama jalan Jenderal Sudirman ). Pembuatan jalan akan diteruskan ke arah timur (sekarang Pendopo Walikota) karena di belakang pendopo ada makam mbah/sesepuh Tegal maka oleh Raden Mas Cilik ( Brandal Mas Cilik ) berontak/menghalang-halangi /nyetop supaya pembangunan jalan dibelokkan ke utara  (sekarang menjadi Jalan Ahmad Yani). Maka di situ dinamakan Gili Tugel, yang harusnya lurus ke timur ditugel belok ke utara.

                Berkenaan dengan peristiwa ini, Pemerintah Belanda marah dan terjadilah pertempuran antara pihak Belanda dan perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Brandal Mas Cilik (Lurah Desa Randugunting). Setelah terjadi dengan seru dan sengit maka Brandal Mas Cilik dapat membunuh pimpinan pasukan Belanda dan setelah diketahui ternyata masih pamannya sendiri, yang akhirnya diadakan gencatan senjata sehingga senjata semua pengikut Brandal Mas Cilik berupa tombak, pedang, golok dan lain-laindikumpulkan di tanah Depok yang dalam bahasa Jawa kabeh gaman dislorok-slorokna dikumpulna dadi siji. Dari kata slorok maka besok rejane jaman tlatah kene diarani Desa Slerok.

                Sedikit penjelasan tentang tanah Depok, pada jaman dulu sering digunakan untuk tempat perhelatan desa seperti perayaan sedekah bumi dan pagelaran wayng kulit guna menyambut tahun baru Syura. Sekarang tanah tersebut sudah dimanfaatkan untuk membangun Gedung Pintar dan Perpustakaan Kelurahan.

III. SEJARAH KANTOR KELURAHAN SLEROK

            Pada jaman penjajahan Belanda, Kelurahan Slerok masih berstatus desa dengan kepala desanya disebut Bekel.

Pejabat yang pernah menjabat di Desa/Kelurahan  Slerok antara lain :

1. Suratna ( 1937an )sebagai Bekel pertama di Desa Slerok yang berkantor di rumahnya sendiri di Jl. Antareja.

2. Marja , Bekel ini pro pada Pemerintah Belanda , berkantor di rumah sendiri yaitu di Dukuh Kemenduran yang sekarang Jl. Werkudoro. Karena dia menjadi antek Belanda maka tidak disukai oleh warganya dan terjadilah pemberontakan yang diketuai oleh Subari , pada saat itu Bekel Marja ditembak  Subari yang merupakan keponakan dari Bekel Marja sendiri. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1948.

3. Slamet (1948) sebelum menjadi Bekel dia menjabat sebagai Carik pada pemerintahan Marja. Berkantor di rumah sendiri yaitu di jl. Sumbodro.

4. Diono (1975 s.d 1985), DesaSlerok berubah status menjadi Kelurahan, berkantor di Jl. Arjuna.

5. Warjadi , seorang pensiunan tentara (1985 s.d 1995)

6. Umar Kasan (1995 s.d 2002)

7. Agus Arifin (2002 s.d 2005)

8. Kusnadi,SH (2005 s.d 2012)

9. Nasrudin Chusnul Huluk (2012 s.d 2013)

10. Ifanul Joni,S.IP ( 2013 s.d 2016)

11. Ivantoni Makhyudin,SH (2016 s.d 2017)

12. Untung Sugiharto,S.AP ( Februari 2017 s.d sekarang)